Pengertian ruang menurut para ahli
Pengertian Ruang menurut para ahli
Menurut AYADINATA
Ruang adalah seluruh permukaan bumi yang merupakan lapisan biosfer, tempat hidup tumbuh - tumbuhan, hewan dan manusia.
Menurut SAMADI
Ruang merupakan tempat bagi komponen - komponen lingkungan hidup dalam melakukan setiap proses, yaitu saling mempengaruhi (interaksi), saling berhubungan (interelasi), dan saling ketergantungan (interdependensi).
Menurut NEWTON
Ruang merupakan suatu kuantitas mutlak yang ada tanpa memperhatikan keberadaan atau distribusi materi dalam semesta.
Menurut LAO TZU
Ruang adalah ” kekosongan ” yang ada di sekitar kita maupun disekitar obtek atau benda. Ruang yang ada di dalamnya lebih hakiki ketimbang materialnya/masannya. Kekosongan yang terbingkaikan adalah sebagai transisi yang memisahkan arsitektur dengan fundamental, ada Tiga Tahapan hirarki ruang :
1. ruang adalah hasil serangkaian secara tektonik
2. ruang yang dilingkupi bentuk
3. ruang peralihan yang membentuk suatu hubungan antara dunia di dalam dan dunia di luar.
Menurut JOSEF PRIJOTOMO
Ruang adalah bagian dari bangunan yang berupa rongga, sela yang terletak diantara dua objek dan alam terbuka yang mengelilingi dan melingkupi kita. Tidak terlihat hanya dapat dirasakan oleh pendengaran, penciuman dan perabaan.
Menurut RUDOLF AMHEIM
Ruang adalah sesuatu yang dapat di bayangkan sebagai suatu kesatuan terbatas atau tak terbatas, seperti keadaan yang kosong yang sudah di siapkan untuk mengisi barang.
Menurut PLATO
Ruang adalah sesuatu yang dapat terlihat dan terab, mejadi teraba karena memiki karakter yang jelas berbeda dengan semua unsur lainnya. Plato menginginkan : kini, segala sesuatunya harus berwadaq, kasat mata, dan teraba.
Ruang adalah sebagai tempat( topos ), tempat ( topos ) sebagai suatu dimana, atau suatu place of belonging, uang menjadi lokasi yang tepat diman setiap elemen fisik cenderung berada. Arsitoteles mengatakan : wadaq- wadaq sementara bergerak keatas dan kebawah menuju tempatnya yang tepat dan setiap hal berada di suatu tempat, yakni dalam suatu tempat. ” suatu tempat, atau ruang, tidak dapat memiliki sesuatu wadaq. ( cornelis van de ven, 1995 ).
Karakteristik dari ruang dirangkum menjadi lima butir :
1) Tempat melingkupi objek yang ada padanya
2) Tempat bukan bagian yang di linkunginya
3) Tempat dari suatu objek yang tidak lebih besar atau lebih kecil dari objek tersebut
4) Tempat dapat di tinggalkan oleh objek dan dapat di pisahkan dari objek
5) Tempat selau mengikuti objek
Menurut PRIJOTOMO
Ruang adalah bagian dari bangunan yang berupa rongga, sela yang terletak diantara dua objek dan alam terbuka yang mengelilingi dan melingkupi kita. Tidak terlihat hanya dapat dirasakan oleh pendengaran, penciuman dan perabaan.
Menurut IMANUEL KANT
Ruang bukanlah merupakan sesuatu yang objektif atau nyata merupakan sesuatu yang subjektif sebagai hasil pikiran manusia.
Unsur – Unsur Pembentuk Ruang
Ruang tidak dapat di pisahkan dari kehidupan manusia, baik secara Psikologi, emosional, dan dimensional. Manusia berada dalam ruang, bergerak, menghayati, berfikir dan juga menciptakan dan menyatakan bentuk dinianya.
Secara umum, ruang di bentuk oleh tiga pembentuk elemen ruangan yaitu :
1. Bidang Alas/Lantai ( The base Plane ). Oleh karena lantai Merupakan pendukung segala aktifitas kita di dalam ruangan.
2. Bidang Dinding/pembatas ( The vertical Space Devider ). Sebagai unsur perancangan bidang dinding dapat menyatu dengan bidang lantai atau sebagai bidang yang terpisah.
3. bidang atap/langit-langi ( The Overhead Plane ). Bidang atap adalah unsure pelindung utama dari suatu bangunan dan pelindung terhadap pengaruh iklim.
4. Hubungan Antara Penentu Keterangkuman Dan Kualitas Barangruang
Selain ketiga unsur diatas adapun beberapa faktor lain yang turut mempengaruhi terbentuknya suatu ruang. Faktor-faktor tersebut adalah dimensi,wujud, konfigurasim permukaan, sisi bidang dan bukaan-bukaan. Suatu ruang tidak saja mempunyai bentuk secara fisik. Ruang di bentuk oleh bidang alas, bidang dinding, sbidang langit-langit. Sedangkan kualitas suatu ruang di tentukan oleh faktor-faktor tersebut diatas, yang di sebut sebagai faktor penentu keterangkuman ruang.
Hubungan antara faktor-faktor penentu keterangkuman ruangan dengan kualitas ruang yang di hasilkannya disimpulkan di dalam matriks di bawah ini :
Penentu keterangkuman
Kualitas ruangan
Dimensi
Proporsi
Skala
Wujud
konfigurasi Bentuk
Definisi
Permukaan
Sisi-sisi
Warna
Tekstur
Pola
Bukaan Tingkat ketertutupan
Cahaya
Pandangan
Sebagai contoh, hubungan antara penentu keterangkuman ruang DIMENSI dengan kualitas ruang yang dapat di hasilkannya melalui SKALA dan PROFESI adalah bila kita ingin mendapatkan efek yang wajar, megah dan mencekam ( lihat ilustrasi di bawah ini )
Dalam contoh ini dimensi adalah ukuran panjang, lebar dan tinggi ruang. Skala wajar di hasilkan dengan dimensi panjang, lebar, dan tinggi ruang yang sebanding dengan tinggi manusia normal, contohnya pada bangunan rumah tinggal. Skala megah dapat di capai dengan ukuran panjang, lebar, dan tinggi ruang yang jauh lebih besar dari ukuran manusia normal, contohnya pada bangunan-bangunan monumental seperti istana, theatre dan lain sebagainya.
Wujud adalah ciri-ciri pokok yang menentukan bentuk. Dengan membuat konfigurasi dari permukaan dan sisi, maka akan di hasilkan suatu wujud terentu pula. Semakin banyang konfigurasi dan wujud suatu banguna, akan semakin banyak ragam bentuk yang di hasilkan. Bentuk-bentuk yang terjadi dari konfigurasi tersebut akan dapat memberikan baik secara fisik maupun secara psikologis kepada pengamat dan pengguna ruang. Misalnya konfigurasi bentuk ruang segi banyak ( segi enam, segi delapan, dsb ), secara fisik akan mempengaruhi penataan perabot di dalamnya dan akan memberikan kesan kaku dan tegas terhadap ruang tersebut. Sedangkan bentuk ruang yang melenkung ( lingkaran, elipse, dsb ) akan memperjelas adanya continuitas permukaan-permukaan bentuk, kekompakan volume ruang dan kelembutan kontur.
Faktor keterangkuman ruang PERMUKAAN DAN SISI akan menentukan kualitas ruang melalui WARNA, TEKSTUR, DAN POLA. Dengan memberikan warna dan tekstur pada permukaan-permukaan bidang pembentuk ruang ( lantai, dinding, dan langit-langit ) akan memberikan kesan tertentu pada ruang yang bersangkutan kesan yang di timbulkannya lebih bersifat psikologis dari pada bersifat fisik sebagai contoh, bila suatu ruang di beri warna-warna lembut dan cerah, maka ruang menjadi terasa lebih luas dan pada gilirannya akan menyebabkan pengguna ruang menjadi lebih tenang dan nyaman. Sebaliknya jika di beri warna-warna gelap dan warna-warna panas ( merah, kuning, jingga ) akan memberikan kesan sempit atau bersemangat demikian pula dengan tekstur, baik halus maupun kasar akan memnerikan kesan berbeda pada suatu ruang atau bangunan, misalnya pada bangunan yang menggunakan beton expose, maka kesan yang di timbulkan adalah bangunan yang berat dan kokoh. Pola yang di buat pada penyusun material penutup lantai ( keramik, marmer, granit, dll ) akan meningkatkan kualitas suatu ruang dari ruang yang ’ biasa-biasa’, saja menjadi ruang yang memiliki nilai estetika yang baik. Pola juga dapat memperkuat atau menyamarkan kesan yang sudah ada. Misalnya pada dinding yang tinggi atau tidak terlalu lebat di beri pola garis-garis vertikal masa dinding tersebut akan terasa menjadi lebih tinggi, tetapi jika di beri pola garis-gari horizontal maka akan menyamarkan ketinggiannya.
Sumber :https://othisarch07.wordpress.com/category/ruang-dan-bentuk/
Menurut AYADINATA
Ruang adalah seluruh permukaan bumi yang merupakan lapisan biosfer, tempat hidup tumbuh - tumbuhan, hewan dan manusia.
Menurut SAMADI
Ruang merupakan tempat bagi komponen - komponen lingkungan hidup dalam melakukan setiap proses, yaitu saling mempengaruhi (interaksi), saling berhubungan (interelasi), dan saling ketergantungan (interdependensi).
Menurut NEWTON
Ruang merupakan suatu kuantitas mutlak yang ada tanpa memperhatikan keberadaan atau distribusi materi dalam semesta.
Menurut LAO TZU
Ruang adalah ” kekosongan ” yang ada di sekitar kita maupun disekitar obtek atau benda. Ruang yang ada di dalamnya lebih hakiki ketimbang materialnya/masannya. Kekosongan yang terbingkaikan adalah sebagai transisi yang memisahkan arsitektur dengan fundamental, ada Tiga Tahapan hirarki ruang :
1. ruang adalah hasil serangkaian secara tektonik
2. ruang yang dilingkupi bentuk
3. ruang peralihan yang membentuk suatu hubungan antara dunia di dalam dan dunia di luar.
Menurut JOSEF PRIJOTOMO
Ruang adalah bagian dari bangunan yang berupa rongga, sela yang terletak diantara dua objek dan alam terbuka yang mengelilingi dan melingkupi kita. Tidak terlihat hanya dapat dirasakan oleh pendengaran, penciuman dan perabaan.
Menurut RUDOLF AMHEIM
Ruang adalah sesuatu yang dapat di bayangkan sebagai suatu kesatuan terbatas atau tak terbatas, seperti keadaan yang kosong yang sudah di siapkan untuk mengisi barang.
Ruang adalah sesuatu yang dapat terlihat dan terab, mejadi teraba karena memiki karakter yang jelas berbeda dengan semua unsur lainnya. Plato menginginkan : kini, segala sesuatunya harus berwadaq, kasat mata, dan teraba.
Ruang adalah sebagai tempat( topos ), tempat ( topos ) sebagai suatu dimana, atau suatu place of belonging, uang menjadi lokasi yang tepat diman setiap elemen fisik cenderung berada. Arsitoteles mengatakan : wadaq- wadaq sementara bergerak keatas dan kebawah menuju tempatnya yang tepat dan setiap hal berada di suatu tempat, yakni dalam suatu tempat. ” suatu tempat, atau ruang, tidak dapat memiliki sesuatu wadaq. ( cornelis van de ven, 1995 ).
Karakteristik dari ruang dirangkum menjadi lima butir :
1) Tempat melingkupi objek yang ada padanya
2) Tempat bukan bagian yang di linkunginya
3) Tempat dari suatu objek yang tidak lebih besar atau lebih kecil dari objek tersebut
4) Tempat dapat di tinggalkan oleh objek dan dapat di pisahkan dari objek
5) Tempat selau mengikuti objek
Menurut PRIJOTOMO
Ruang adalah bagian dari bangunan yang berupa rongga, sela yang terletak diantara dua objek dan alam terbuka yang mengelilingi dan melingkupi kita. Tidak terlihat hanya dapat dirasakan oleh pendengaran, penciuman dan perabaan.
Menurut IMANUEL KANT
Ruang bukanlah merupakan sesuatu yang objektif atau nyata merupakan sesuatu yang subjektif sebagai hasil pikiran manusia.
Unsur – Unsur Pembentuk Ruang
Ruang tidak dapat di pisahkan dari kehidupan manusia, baik secara Psikologi, emosional, dan dimensional. Manusia berada dalam ruang, bergerak, menghayati, berfikir dan juga menciptakan dan menyatakan bentuk dinianya.
Secara umum, ruang di bentuk oleh tiga pembentuk elemen ruangan yaitu :
1. Bidang Alas/Lantai ( The base Plane ). Oleh karena lantai Merupakan pendukung segala aktifitas kita di dalam ruangan.
2. Bidang Dinding/pembatas ( The vertical Space Devider ). Sebagai unsur perancangan bidang dinding dapat menyatu dengan bidang lantai atau sebagai bidang yang terpisah.
3. bidang atap/langit-langi ( The Overhead Plane ). Bidang atap adalah unsure pelindung utama dari suatu bangunan dan pelindung terhadap pengaruh iklim.
4. Hubungan Antara Penentu Keterangkuman Dan Kualitas Barangruang
Selain ketiga unsur diatas adapun beberapa faktor lain yang turut mempengaruhi terbentuknya suatu ruang. Faktor-faktor tersebut adalah dimensi,wujud, konfigurasim permukaan, sisi bidang dan bukaan-bukaan. Suatu ruang tidak saja mempunyai bentuk secara fisik. Ruang di bentuk oleh bidang alas, bidang dinding, sbidang langit-langit. Sedangkan kualitas suatu ruang di tentukan oleh faktor-faktor tersebut diatas, yang di sebut sebagai faktor penentu keterangkuman ruang.
Hubungan antara faktor-faktor penentu keterangkuman ruangan dengan kualitas ruang yang di hasilkannya disimpulkan di dalam matriks di bawah ini :
Penentu keterangkuman
Kualitas ruangan
Dimensi
Proporsi
Skala
Wujud
konfigurasi Bentuk
Definisi
Permukaan
Sisi-sisi
Warna
Tekstur
Pola
Bukaan Tingkat ketertutupan
Cahaya
Pandangan
Sebagai contoh, hubungan antara penentu keterangkuman ruang DIMENSI dengan kualitas ruang yang dapat di hasilkannya melalui SKALA dan PROFESI adalah bila kita ingin mendapatkan efek yang wajar, megah dan mencekam ( lihat ilustrasi di bawah ini )
Dalam contoh ini dimensi adalah ukuran panjang, lebar dan tinggi ruang. Skala wajar di hasilkan dengan dimensi panjang, lebar, dan tinggi ruang yang sebanding dengan tinggi manusia normal, contohnya pada bangunan rumah tinggal. Skala megah dapat di capai dengan ukuran panjang, lebar, dan tinggi ruang yang jauh lebih besar dari ukuran manusia normal, contohnya pada bangunan-bangunan monumental seperti istana, theatre dan lain sebagainya.
Wujud adalah ciri-ciri pokok yang menentukan bentuk. Dengan membuat konfigurasi dari permukaan dan sisi, maka akan di hasilkan suatu wujud terentu pula. Semakin banyang konfigurasi dan wujud suatu banguna, akan semakin banyak ragam bentuk yang di hasilkan. Bentuk-bentuk yang terjadi dari konfigurasi tersebut akan dapat memberikan baik secara fisik maupun secara psikologis kepada pengamat dan pengguna ruang. Misalnya konfigurasi bentuk ruang segi banyak ( segi enam, segi delapan, dsb ), secara fisik akan mempengaruhi penataan perabot di dalamnya dan akan memberikan kesan kaku dan tegas terhadap ruang tersebut. Sedangkan bentuk ruang yang melenkung ( lingkaran, elipse, dsb ) akan memperjelas adanya continuitas permukaan-permukaan bentuk, kekompakan volume ruang dan kelembutan kontur.
Faktor keterangkuman ruang PERMUKAAN DAN SISI akan menentukan kualitas ruang melalui WARNA, TEKSTUR, DAN POLA. Dengan memberikan warna dan tekstur pada permukaan-permukaan bidang pembentuk ruang ( lantai, dinding, dan langit-langit ) akan memberikan kesan tertentu pada ruang yang bersangkutan kesan yang di timbulkannya lebih bersifat psikologis dari pada bersifat fisik sebagai contoh, bila suatu ruang di beri warna-warna lembut dan cerah, maka ruang menjadi terasa lebih luas dan pada gilirannya akan menyebabkan pengguna ruang menjadi lebih tenang dan nyaman. Sebaliknya jika di beri warna-warna gelap dan warna-warna panas ( merah, kuning, jingga ) akan memberikan kesan sempit atau bersemangat demikian pula dengan tekstur, baik halus maupun kasar akan memnerikan kesan berbeda pada suatu ruang atau bangunan, misalnya pada bangunan yang menggunakan beton expose, maka kesan yang di timbulkan adalah bangunan yang berat dan kokoh. Pola yang di buat pada penyusun material penutup lantai ( keramik, marmer, granit, dll ) akan meningkatkan kualitas suatu ruang dari ruang yang ’ biasa-biasa’, saja menjadi ruang yang memiliki nilai estetika yang baik. Pola juga dapat memperkuat atau menyamarkan kesan yang sudah ada. Misalnya pada dinding yang tinggi atau tidak terlalu lebat di beri pola garis-garis vertikal masa dinding tersebut akan terasa menjadi lebih tinggi, tetapi jika di beri pola garis-gari horizontal maka akan menyamarkan ketinggiannya.
Sumber :https://othisarch07.wordpress.com/category/ruang-dan-bentuk/
Komentar
Posting Komentar